Geografi Kelas XI : Faktor-faktor Geografi yang Memengaruhi Perubahan Flora dan Fauna
Faktor-faktor Geografi yang Memengaruhi Perubahan Flora dan Fauna
Pada bagian awal telah dikemukakan bahwa tidak seluruh
wilayah di muka bumi dapat dihuni oleh makhluk hidup.
Berdasarkan hasil penelaahan kondisi fisik wilayah, diperkirakan
hanya sekitar 1/550 bagian dari muka bumi yang berpotensi sebagai
lingkungan hidup. Beberapa faktor yang memengaruhi persebaran
flora dan fauna di muka bumi antara lain faktor klimatik, edafik,
fisiografi, dan biotik.
a. Faktor Klimatik
Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang
memengaruhi pola persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah
dengan pola iklim yang ekstrim, seperti daerah kutub yang senantiasa
tertutup salju dan lapisan es abadi, atau gurun yang gersang, sudah
tentu sangat menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme. Oleh
karena itu, persebaran flora dan fauna pada kedua wilayah ini sangat
minim baik dari jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis
merupakan wilayah yang optimal bagi kehidupan flora dan fauna.
Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran
makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain suhu, kelembapan
udara, angin, dan tingkat curah hujan.
1) Suhu
Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi
matahari dengan intensitas penyinaran yang berbeda-beda di setiap
wilayah. Daerah-daerah yang berada pada zona lintang iklim tropis,
menerima penyinaran matahari setiap tahunnya relatif lebih banyak
jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya.
Selain posisi lintang, faktor kondisi geografis lainnya yang
memengaruhi tingkat intensitas penyinaran matahari antara lain
kemiringan sudut datang sinar matahari, ketinggian tempat, jarak suatu
wilayah dari permukaan laut, kerapatan penutupan lahan dengan
tumbuhan, dan kedalaman laut. Perbedaan intensitas penyinaran
matahari menye babkan variasi suhu udara di muka bumi.
Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan
hewan dan tumbuhan, karena berbagai jenis spesies memiliki
persyaratan suhu lingkungan hidup ideal atau optimal, serta tingkat
toleransi yang berbeda-beda di antara satu dan lainnya. Misalnya,
flora dan fauna yang hidup di kawasan kutub memiliki tingkat
ketahanan dan toleransi yang lebih tinggi terhadap perbedaan suhu
yang tajam antara siang dan malam jika di bandingkan dengan flora
dan fauna tropis.
Pada wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu
dingin atau panas merupakan habitat yang sangat baik atau optimal
bagi sebagian besar kehidupan organisme, baik manusia, hewan,
maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan suhu yang terlalu panas
atau dingin merupakan salah satu kendala bagi makhluk hidup.
Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah
satu faktor pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan posisi
lintang, ketinggian tempat, dan kondisi topografinya. Oleh karena
itu, sistem penamaan habitat flora seringkali sama dengan kondisi
iklimnya, seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedang,
vegetasi gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi.
2) Kelembapan
Udara
Selain suhu, faktor lain yang berpengaruh terhadap persebaran
makhluk hidup di muka bumi adalah kelembapan. Kelembapan
udara yaitu banyaknya uap air yang terkandung dalam massa
udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap
pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan
sangat cocok hidup di wilayah yang kering, sebaliknya terdapat jenis
tumbuhan yang hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan
kadar air yang tinggi.
Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan
dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu
sebagai berikut.
a) Xerophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap
lingkungan hidup yang kering atau gersang (kelembapan
udara sangat rendah), seperti kaktus dan beberapa jenis rumput
gurun.
b) Mesophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup
di lingkungan yang lembap, seperti anggrek dan jamur
(cendawan).
c) Hygrophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di
lingkungan yang basah, seperti eceng gondok, selada air, dan
teratai.
d) Tropophyta, yaitu jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap
perubahan musim kemarau dan penghujan. Tropophyta merupakan
flora khas di daerah iklim muson tropis, seperti pohon jati.
b. Anggrek |
Eceng Gondok |
Pohon Jati |
Kaktus dan rumput gurun |
3) Angin
Di dalam siklus hidrologi, angin berfungsi sebagai alat
transportasi yang dapat memindahkan uap air atau awan dari
suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini meng untungkan bagi
kehidupan makhluk di bumi, karena terjadi distribusi uap air di
atmosfer ke berbagai wilayah. Akibatnya, secara alamiah kebutuhan
organisme akan air dapat terpenuhi. Gerakan angin juga membantu
memindahkan benih dan membantu proses penyerbukan beberapa
jenis tanaman tertentu.
4) Curah Hujan
Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk
hidup. Tanpa sumber daya air, tidak mungkin akan terdapat
bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi. Bagi makhluk hidup yang
menempati biocycle daratan, sumber air utama untuk memenuhi
kebutuhan hidup berasal dari curah hujan. Melalui curah hujan,
proses pendistribusian air di muka bumi akan berlangsung secara
berkelanjutan. Sebagaimana telah Anda pelajari di kelas X, bahwa
titik-titik air hujan yang jatuh ke bumi dapat meresap pada lapisanlapisan tanah dan menjadi persediaan air tanah, atau bergerak sebagai
air larian permukaan, kemudian mengisi badan-badan air, seperti
danau atau sungai.
Begitu pentingnya air bagi kehidupan mengakibatkan pola
penye baran dan kerapatan makhluk hidup antarwilayah pada
umumnya bergantung dari tinggi-rendahnya curah hujan. Wilayahwilayah yang memiliki curah hujan tinggi pada umumnya merupakan
kawasan yang dihuni oleh aneka spesies dengan jumlah dan jenis
jauh lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang relatif lebih
kering.
Sebagai contoh daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan
tinggi merupakan wilayah yang secara alamiah tertutup oleh
kawasan hutan hujan tropis (belantara tropis) dengan aneka jenis
flora dan fauna dan tingkat kerapatan yang tinggi.
Tingkat intensitas curah hujan pada suatu wilayah akan
membentuk karakteristik yang khas bagi formasi-formasi vegetasi
(tumbuhan) di muka bumi.
Carilah sumber informasi
dan referensi mengenai pengaruh
keberadaan tenaga angin dalam
memengaruhi penyerbukan jenis
tanaman. Lakukan analisis singkat
mengenai fenomena tersebut
dan kerjakan dalam buku tugas Anda.
Barometer
Flora dan Fauna 7
Karakter vegetasi yang menutupi hutan hujan tropis sangat jauh
berbeda dengan vegetasi yang menutupi kawasan muson, stepa, atau
gurun. Karakter vegetasi di wilayah muson didominasi oleh tumbuhan
gugur daun untuk menjaga kelembapan saat musim kemarau. Wilayah
gurun didominasi oleh jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap
kekeringan. Kekhasan pola dan karakteristik vegetasi ini tentunya
mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan
vegetasi tertentu. Pada dasarnya tumbuhan merupakan salah satu
sumber bahan makanan (produsen) bagi hewan.
b. Faktor Edafik
Faktor kedua yang memengaruhi persebaran bentuk-bentuk
kehidupan di muka bumi terutama tumbuhan adalah kondisi
tanah atau faktor edafik. Tanah merupakan media tumbuh dan
ber kembangnya tanaman. Kondisi tanah yang secara langsung
berpengaruh terhadap tanaman adalah kesuburan. Adapun yang
menjadi parameter kesuburan tanah antara lain kandungan humus
atau bahan organik, unsur hara, tekstur dan struktur tanah, serta
ketersediaan air dalam pori-pori tanah. Tanah-tanah yang subur,
seperti jenis tanah vulkanis dan andosol merupakan media optimal
bagi pertumbuhan tanaman.
c. Faktor Fisiografi
Faktor fisiografi yang berkaitan dengan persebaran makhluk
hidup adalah ketinggian tempat dan bentuk wilayah. Anda tentu
masih ingat gejala gradien thermometrik, di mana suhu udara akan
mengalami penurunan sekitar 0,5o
C–0,6o
C setiap wilayah naik 100
meter dari permukaan laut.
Adanya penurunan suhu ini sangat berpengaruh terhadap pola
persebaran jenis tumbuhan dan hewan, sebab organisme memiliki
keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu lingkungan di sekitarnya.
Oleh karena itu, jenis tumbuhan yang hidup di wilayah pantai
akan berbeda dengan yang hidup pada wilayah dataran tinggi atau
pegunungan.
d. Faktor Biotik
Manusia adalah komponen biotik yang berperan sentral terhadap
keberadaan flora dan fauna di suatu wilayah, baik yang sifatnya
menjaga kelestarian maupun mengubah tatanan kehidupan flora
dan fauna. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya seharihari, manusia berusaha mengolah dan memanfaat kan lingkungan
hidup di sekitarnya semaksimal mungkin, walaupun terkadang
dapat merusak kelestarian alam. Misalnya, dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dalam waktu yang relatif singkat manusia
mampu mengubah kawasan hutan menjadi daerah permukiman dan
areal pertanian. Perubahan fungsi lahan tersebut berakibat terhadap
kestabilan ekosistem yang secara alamiah telah terjalin dalam periode
jangka waktu yang lama.
Komentar
Posting Komentar